Makna Taubat
Secara
etimologi taubat berasal dari bahasa arab yang diambil dari huruf ta, wau dan
ba. Dalam bentuk fi’il sulasi mujarrad yakni tâba- yatûbu-taûbatan
mengandung arti Al-rujû’ (kembali). Sedangkan secara terminologi taubat
adalah kembali kepada Allah SWT yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang dengan
penuh ketaatan dan ketundukan serta meninggalkan larangannya. Menurut pandangan
Imam Al-Alusy dalam kitab Ruh Al-Ma’aniy ia mengartikan kata tersebut
kedalam bentuk penyesalan (menyesali). Maksudnya menyesali perbuatan yang telah
dilakukan seseorang karena ia menyadari bahwa perbuatannya itu bertentangan
dengan kehendak dan keridhaan Allah SWT. Dengan demikian, persyaratan penting
bagi seseorang yang ingin diampuni dosa dan kesalahannya yaitu melakukan amal
kebaikan yang sebelumnya ia tinggalkan dan menyesali perbuatan dosa yang pernah
ia lakukan.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian
taubat, diantaranya:
a)
Syaikh Abdul al-Qâdir Al-Jaîlânî mengatakan bahwa taubat
menunjukan seseorang akan kembali dengan penyesalan dan keikhlasan yang
semurni- murninya dengan disertai penyesalan atas dosa yang telah dilakukan,
menjauhi dari dosa yang akan datang, dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran
yang berkaitan dengan lainnya.
b)
Imam al-Ghazâlî dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin
mengatakan bahwa taubat yaitu kembali menempuh jalan yang benar dari jalan yang
salah yang telah dilaluinya.
Syarat-syarat taubat
1)
Harus menghentikan maksiat.
2)
Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya.
3)
Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi
perbuatan itu kembali.
4)
Apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia
maka taubatnya, yakni menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak dengan
minta maaf atas kesalahannya atau mengembalikan apa yang harus dikembalikannya.
Menurut Imâm Nawâwî, sebagaimana yang ia
sebutkan dalam kitab al-Adzkâr, ada beberapa syarat yang harus seseorang
penuhi agar taubatnya diterima Allah SWT, diantaranya:
1)
Harus ada rasa penyesalan (Nadâmah) dalam hati atas perbuatan
dosa yang telah dilakukannya.
2)
Berjanji dalam hati untuk tidak mengulangi lagi
perbuatan dosa dan maksiat.
3)
Memperbanyak istighfar sebagai bentuk permohonan maaf
kepada Allah SWT. Nabi SAW, setiap harinya beristighfar tidak kurang dari 100
kali. Padahal ia sudah terma’sum dari segala dosa dan ampunan dari Allah
SWT.
4)
Berusaha menghindari atau meninggalkan lingkungan yang
memicu dan memacu berbuat maksiat dan dosa. Sebab sebagaimana pun juga
lingkungan pergaulan sangat kuat pengaruhnya.
5) Jika perbuatan dosa yang kita lakukan berkaitan dengan hak orang lain, aka kita wajib memohon kehalalan atau mengembaikan kepada orang yang bersangkutan. Sebab Allah SWT tidak menerima taubat seseorang yang berbuat dzalim kepada saudaranya, hingga ia minta maaf kepadanya.
Tujuan
bertaubat
Ada beberapa tujuan taubat,
diantaranya:
1)
Penghapusan Dosa dan Mendapat Surga Allah SWT. Tujuan
yang paling penting adalah untuk mendapat ampunan dari Allah SWT dan mendapat
anugerah yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang yang benar-benar
bertaubat kepadanya yaitu mendapat surga Allah SWT.
2)
Menggantikan Keburukan Dengan Kebaikan
3)
Mengalahkan Musuh Yang Abadi Untuk mengalahkan musuh
yang abadi bagi manusia, yaitu setan. Ia telah disumpah di hadapan Allah SWT.
Kata setan “Aku benar-benar akan menyesatkan Bani Adam as dan memperdayai
mereka”.
4) Mengalahkan bisikan nafsu yang menyuruh kepada keburukan untuk mendapat kemenangan bagi orang yang bertaubat adalah mengalahkan hawa nafsu yang bersemayam di hati nurani dirinya dan yang selalu mendorongnya.
Manfaat taubat
Bertaubat dapat mendatangkan
manfaat baik di dunia dan akhirat, baik berupa rohani dan materi, akhlak dan
amal, individual dan sosial, diantaranya;
1)
Penghapusan keburukan dan masuk surga.
2)
Memperbarui iman.
3)
Taubat dapat menghapuskan segala dosa
4)
Taubat dapat mengganti keburukan menjadi kebaikan.
5)
Taubat dapat mensucikan hati.
6)
Taubat dapat menjadikan hidup menjadi tenang dan damai.
7)
Taubat dapat mendatangkan banyak rezeki dan kekuatan
berkenan dengan taubat dapat mendatangkan banyak rezeki dan kekuatan.
8) Taubat menjadi sebab keberuntungan dunia dan akhirat.
Contoh penerapan di dalam Alqur’an
Allah SWT mengampuni dosa manusia bagi orang yang bertaubat.
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah
taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang
kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An- Nisâ’: 17).
Menurut Quraish Shihab bahwa
sesungguhnya taubat disisi Allah SWT yakni penerimaan taubat yang diwajibkan
Allah SWT atas dirinya sebagai salah satu bukti rahmat dan anugerah-Nya kepada
manusia. Mereka yang melakukan dosa, baik dosa kecil ataupun dosa besar. Lalu
mereka taubat sebelum berpisahnya ruh dari jasad, maka Allah SWT akan menerima
taubatnya. Allah SWT akan menerima taubat manusia yang benar-benar tulus
mengerjakan taubatnya.
2)
Sekelompok orang musyrik yang ingin insaf atas dosa
yang pernah dilakukannya
Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh maka kejahatan mereka akan diganti Allah SWT dengan kebajikan. Dan adalah Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Furqân: 70).
Dalam tafsir al-Mishbah, bertaubat
di sini diartikan ialah menyesali perbuatannya, bertekad untuk tidak
mengulanginya, memohon ampun kepada Allah SWT, serta mengamalkan amal saleh
yang sempurna. Dengan kesemua hal itu mereka diampuni oleh Allah SWT, sehingga
terbebas dari ancaman dan diganti dosa-dosanya dengan kebajikan. Ada ulama yang
berpendapat bahwa taubat pertama yang diterima oleh Allah SWT akan menghapus
dosa. Namun, orang yang bersalah takut Allah SWT belum menerima taubatnya. Lalu
dia taubat kedua kalinya, maka taubat itu dicatat sebagai amal shaleh.
0 comments:
Posting Komentar