Apa yang dimaksud mencintai Allah SWT?
Cinta kepada Allah berarti menempatkan Allah di
lubuk hati dengan khidmat. Bukti nyata dari mencintai Allah adalah
dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ
فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ
وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni
dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Cinta kepada Allah adalah
selalu menjadikan Allah sebagai dasar atas segalanya.
Apa
ciri mencintai Allah?
Orang yang sungguh cinta pada Allah akan bersegera dalam melakukan kebaikan, tidak menunda-nunda apalagi menangguhkan perbuatan baik. Jika kita masih suka mengulur-ulur waktu untuk perbuatan yang baik dan mulia, maka itulah tanda bahwa kita belum benar-benar mencintai Allah.
Mencintai Allah adalah merasa kasih dan cinta yang tulus dan dalam terhadap Allah. Dalam agama Islam, mencintai Allah merupakan salah satu prinsip dasar yang dianggap sangat penting. Mencintai Allah berarti mempercayai dan memahami bahwa Allah adalah Tuhan yang satu-satunya, menghargai dan menghormati-Nya, serta melakukan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Mencintai Allah juga berarti mengabdikan diri kepada-Nya, mengikuti ajaran-Nya, dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan-Nya.
Orang beriman akan sangat besar
cintanya kepada Allah dan pasti lebih besar dari apapun selain diri-Nya sebagaimana
firman-Nya :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا
يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا
لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ
الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ ١٦٥
Artinya :
"Di antara manusia
ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan
(bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang
berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa
kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya,
(niscaya mereka menyesal)."
Apa
hikmah dari mencintai Allah?
Mencintai
Allah memiliki banyak manfaat atau hikmah bagi kehidupan seseorang. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
- Mencintai Allah dapat membantu seseorang
untuk lebih bahagia dalam hidupnya dan memberikan tujuan yang jelas bagi
kehidupannya.
- Mencintai Allah dapat membantu
seseorang untuk lebih dekat dengan-Nya, sehingga dapat merasakan
kehadiran-Nya dalam kehidupannya.
- Mencintai Allah dapat membantu seseorang untuk lebih memahami dan menghargai ajaran-ajaran agama yang diberikan oleh-Nya, sehingga dapat menjadi lebih baik dalam kehidupannya.
- Allah mencintai kita bukan berarti Allah tidak pernah memberikan cobaan atau ujian dalam hidup kita. Cobaan dan ujian tersebut diperlukan untuk membantu kita menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih dekat kepada Allah. Namun, Allah selalu memberikan pertolongan dan bimbingan kepada kita selama kita mau meminta pertolongan dan bimbingan kepada-Nya.
- Allah memberikan cobaan berat kepada Nabi Ayyub a.s selama hidupnya. Tidak berarti Allah tidak cinta kepada Nabi Ayyub a.s. Demikian juga ketika Allah menguji Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, Nabi Isa dan tentunya Rasulullah s.a.w dengan berbagai penderitaan yang semuanya bisa dilalui dengan sabar.
- Allah juga selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan meminta ampunan atas segala kesalahan yang telah kita lakukan. Hal ini merupakan tanda kasih sayang Allah terhadap kita, karena dengan bertaubat dan meminta ampun, kita dapat menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah.
- Jadi, mencintai Allah bukan berarti kita tidak pernah mengalami cobaan atau ujian dalam hidup. Namun, dengan mencintai Allah, kita akan lebih mampu menghadapi cobaan dan ujian dengan lebih kuat, bijaksana, dan dekat kepada Allah.
- Mencintai
Allah tercermin dari cintanya kita kepada saudara2 mukmin melebihi kita
sendiri. Seperti cintanya sahabat Anshar kepada sahabat Muhajjirin sebagaimana firman Allah ﷻ :
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ ٩
Artinya : "Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung."
0 comments:
Posting Komentar