Oleh: Rifqi
Fauzi
(Penulis Buku Alquran Tematis, Staf Pengajar Pesantren Alkautsar 561)
(Penulis Buku Alquran Tematis, Staf Pengajar Pesantren Alkautsar 561)
Silaturrahim
merupakan salah satu ajaran Islam paling agung yang diwajibkan bagi para
pengikutnya. Hukum silaturrahim dalam Islam adalah wajib dan meninggalkannya
adalah dosa, karena sangat banyak dalil dalil baik dalam Alquran dan utamanya
hadits sahih yang mengancam bagi siapapun yang memutuskan silaturrahim,
diantaranya adalah dalam Alquran Allah berfirman:
“Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan (silaturrahim)?. Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah
dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS.
Muhammad: 22-23)
Bagi warga
Indonesia khususnya, hari raya Idul Fitri merupakan momen untuk berkumpul,
banyak keluarga jauh menyengaja pulang kampung hanya untuk berkumpul merayakan
Idul Fitri bersama, tentunya inilah peluang untuk bersilaturahim dengan para
kerabat, walaupun tentunya tidak hanya harus pada Idul Fitri, tapi bagi saudara
yang berjauhan belum tentu bisa dilakukan dihari-hari yang lainnya.
Definis
Silaturrahim
Istilah Silaturrahim yang
terkenal dalam kehidupan kita sehari-hari adalah Silaturahmi, padahal kata yang
tepat adalah Silaturrahim, karena kata Silaturahmi kita tidak akan dapatkan
dalam literatur Islam baik dalam Alquran dan Hadits ataupun dalam kitab-kitab
para ulama. Kata silaturahim
terdiri dari dua suku kata, shilah dan rahim. Secara bahasa shilah
berarti menghubungkan dan rahim berarti rahim, perut ibu. Dengan
demikian, silaturahim dapat diartikan dengan menghubungkan rahim. Ibnu
Hajar al-Asqalani dalam kitabnya, Fathul Bari, menyebutkan, (kata rahim)
membacanya dengan memberi harakat fathah pada huruf ra-nya dan memberi
harakat kasrah pada huruf ha yang tidak bertitiknya (sehingga
dibacanya rahim bukan rahmi), dimaksudkan adalah kerabat yang
satu sama lain ada keterkaitan keturunan, baik saling mewarisi ataupun tidak,
baik berupa mahram (yang haram dinikahi) maupun bukan". (Lihat
Fathul Barri, (10/508, 509 Bab keutamaan Silaturahim).
Walaupun
secara arti bahasa Silaturrahim berarti hubungan keturunan namun tentunya
silaturrahim tidak terbatas hanya kepada kerabat tapi mengandung arti yang
lebih luas yaitu hubungan persaudaraan sesame muslim berdasarkan Quran Ssurat
Al-Hujurat Ayat 10. Sehingga Imam Alqurthuby membagi Silaturahim kepada dua
macam, yaitu silaturrahim Khusus (silaturahim sesama keluarag) dan Silaturrahim
Umum (silaturahim sesama Muslim). Saat ini kita akan membahas silaturrahim
secara khusus dulu yaitu sesama keluarga, apa saja yang harus dilakukan dan
ditinggalkan menurut Sunnah Rasulullah Saw.
Adab (Etika) Silaturrahim Khusus
1. Niat Ikhlas Karena
Allah Swt.
Niat merupakan pondasi pokok suatu
amalan, jika niatnya benar maka amalannya InsyaAllah diterima namun jika
niatnya salah maka sebesar apapun suatu amalan maka akan tertolak. Niat yang
benar juga menjadikan kita melakukan silaturrahim hanya perintah Allah Swt.
sehingga kita tidak akan memilih-milih siapa yang akan kita silaturrahimi dan
siapa yang tidak, kita akan melakukan silaturrahim kepada siapaun, tidak
berdasar baik buruk nya hubungan seseorang, karena kita tidak mengharapkan
kebaikan dari seseorang tapi ridha dan pahala dari Allah Swt.
2. Memulai Silaturrahim
dengan saudara terdekat
Dari Abu Hurairah, ada seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: "Ya Rasulullah, siapakah orang
yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah saw menjawab:
"Ibumu, ibumu, Ibumu, kemudian bapakmu, saudari perempuanmu, saudara
laki-lakimu, kemudian kerabat kamu yang paling dekat, kemudian yang agak jauh
dan demikian seterusnya. Itu semua merupakan hak yang wajib dilakukan dan silaturahim
yang harus terus disambungkan" (HR. Abu Dawud dan Baihaqi).
3. Mempelajari Garis
Keturunan
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “pelajarilah garis keturunan kalian yang dengannya kalian
dapat menyambung tali persaudaraan. Sesungguhnya menyambung tali persaudaaran
itu (dapat membuat) cinta kepada keluarga, memperbanyak harta, dan memanjangkan
umur ". (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih).
4. Menyambungkan
Silaturrahim Walaupun Berbeda Agama
Dari Asma'
binti Abu Bakar, dia berkata,"Pada masa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ibuku
mengunjungiku karena rindu. Lalu aku bertanya kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, 'Apakah aku
harus menjalin silaturrahim dengannya?' Nabi Menjawab, 'Ya'". Ibnu
Uyainah berkata, "Lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat, '(Allah tidak melarang kalian dari orang-orang
yang tidak memerangimu karena agama)'" (Qs. Al Mumtahanah (60): 8) (HR. Bukhari Dan Muslim)
5. Bersilaturrahim
Tanpa Mengharap Kebaikan
Dari Abu Hurairah
RA, bahwasanya seorang laki-laki pernah berkata, "Ya Rasulullah, saya
mempunyai kerabat. Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahim kepada
mereka, tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik
kepada mereka, tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah
lembut terhadap mereka, tetapi mereka tak acuh kepada saya." Lalu Rasulullah
SAW bersabda, "Jika kamu memang benar berada pada posisi apa yang kamu
ucapkan tadi, maka sebenarnya mereka itu seperti orang yang kehausan, kemudian
kamu tuangkan minuman ke mulut mereka dengan tiada hentinya. Dan selama kamu
berbuat seperti itu kepada mereka, maka pertolongan Allah pasti akan
bersamamu." ( HR. Muslim).
6.
Saling berkunjung
Sahabt Ali bin Abi
Thalib Ra. Pernah berkata , Apabila kamu mempunyai saudara, kerabat, namun kamu tidak
pernah berkunjung kepadanya, juga tidak pernah memberikan sebagian dari
hartamu, maka kamu berarti telah memutuskan silaturahim dengannya. Jika
tidak memungkinkan maka sedikitnya kita menitip salam atau menghubunginya
dengan telepon atau sms. Rasulullah
pernah bersabda "Bersilaturahim
lah kalian sekalipun hanya dengan mengucapkan salam" (HR. Baihaqi dengan
sanad hasan).
7. Memberikan sedekah
Dari Salman bin Amir Rasulullah saw
bersabda: "Shadaqah kepada fakir miskin adalah (hanya mendapat pahala )
sedekah, namun sedekah kepada kerabat dan saudara adalah (mendapatkan pahala)
sedekah dan (pahala) silaturahim" (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
0 comments:
Posting Komentar