Kalimat karekter bagi seorang
muslim bukanlah sebatas himpunan atribut normative atau data kewajiban ritualistik.
Perlu diketahui bahwa karakter bagi seorang muslim merupakan proyek ontologis; sebuah
ikhtiar eksistensial dalam menciptakan harmoni antara esensi transenden dengan
keberadaan empiris. Segala hal dari upaya berupa tindakan, perkataan bahkan sunyinya
kontemplasi memiliki orientasi pencarian abadi akan makna yang mendalam.
Seorang Muslim adalah filsuf
kehidupan, yang merenungkan alam semesta sebagai teks terbuka yang memuat
tanda-tanda kehadiran Ilahi. Ia tidak terpaku pada permukaan fenomena,
melainkan berupaya menembus esensi di baliknya, mencari keterhubungan antara
yang tampak dan yang tak tampak. Baginya, setiap kejadian adalah pelajaran,
setiap pertemuan adalah kesempatan untuk belajar, dan setiap kesulitan adalah
ujian yang menguji keteguhan iman.
Karakternya dibangun di atas
fondasi tauhid, sebuah kesadaran mendalam akan kesatuan dan keesaan
Tuhan. Tauhid bukan hanya sebuah doktrin teologis, tetapi juga sebuah prinsip
etis yang membimbing setiap aspek kehidupannya. Ia menyadari bahwa segala
sesuatu berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya, sehingga ia senantiasa
berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Seorang Muslim adalah pejuang
spiritual, yang terus-menerus berjuang melawan hawa nafsu dan bisikan
setan. Ia tidak menyerah pada godaan duniawi, melainkan berusaha untuk
mengendalikan diri dan memprioritaskan kepentingan akhirat. Baginya, jihad
terbesar adalah jihad melawan diri sendiri, yaitu upaya untuk membersihkan hati
dari segala penyakit spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.
Karakternya juga ditandai dengan keadilan
dan kasih sayang. Ia menyadari bahwa setiap manusia memiliki martabat yang
sama di hadapan Tuhan, sehingga ia senantiasa berusaha untuk memperlakukan
orang lain dengan adil dan penuh kasih sayang. Ia membenci segala bentuk
penindasan dan diskriminasi, dan selalu berpihak kepada yang lemah dan
tertindas.
Seorang Muslim adalah pembelajar
sepanjang hayat, yang tidak pernah berhenti mencari ilmu dan hikmah. Ia
menyadari bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan menuju kebenaran, dan
bahwa hikmah adalah buah dari pengalaman dan refleksi yang mendalam. Ia belajar
dari Al-Qur'an, Sunnah, alam semesta, dan dari sesama manusia, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas diri dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Pada akhirnya, karakter seorang
Muslim adalah sebuah proses yang berkelanjutan, sebuah perjalanan
spiritual yang tidak pernah berakhir. Ia tidak pernah merasa puas dengan apa
yang telah dicapainya, melainkan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik
dari hari ke hari. Ia menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah, dan bahwa
tugasnya adalah untuk terus berupaya mendekati-Nya dengan segala daya dan
upaya.
0 comments:
Posting Komentar