Al-Quds, 29 Mei 2025 – Suasana Aula Gedung Al-Quds
malam itu terasa istimewa. Untuk pertama kalinya, para santri ikhwan dan akhwat
kelas 10 dan 11 SMA QSBS Al-Kautsar 561 dipertemukan dalam sebuah forum diskusi
ilmiah bertajuk Munadzoroh Semi Akbar: Santri Bicara, Santri Berkarya.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 29 Mei 2025, pukul 19.30 hingga 21.30 WIB
ini menjadi tonggak sejarah baru dalam tradisi ilmiah Pondok Pesantren Al-Kautsar 561

Munadzoroh Semi Akbar kali ini
mengangkat tema yang sangat relevan, yaitu hukum transplantasi buatan dalam
perspektif Islam. Berbeda dengan diskusi sebelumnya yang memisahkan ikhwan dan
akhwat, kali ini mereka dipertemukan sebagai lawan bicara. Hal ini menjadi
bagian dari evaluasi kualitas dan perkembangan santri setelah satu tahun
menjalani program pendidikan.

Kegiatan dibuka dengan pemaparan
pembahasan mengenai permasalahan hukum transplantasi buatan. Setelah pemaparan
tersebut, pihak pro diberikan kesempatan untuk menyampaikan argumen mereka
selama sepuluh menit. Argumen ini kemudian direspon oleh pihak kontra.
Selanjutnya, pihak kontra memperoleh hak bicara selama sepuluh menit, dan
setelah itu argumen mereka mendapat tanggapan dari pihak pro. Setelah sesi
penyampaian dan tanggapan selesai, moderator memantik kembali diskusi dan
membuka forum debat yang memungkinkan kedua belah pihak, pro dan kontra, untuk
bertukar pikiran secara lebih leluasa selama lima belas menit. Pada tahap
berikutnya, moderator mengambil alih jalannya diskusi dan memberikan kesempatan
kepada dewan mushohih untuk menjelaskan hukum yang benar dan relevan terkait
topik yang dibahas. Setelah penjelasan dari dewan mushohih selesai, moderator
menutup acara dengan rangkuman dan penutupan resmi.

Diskusi ini mengadopsi format
bahtsul masail, yang dipandu oleh moderator dan diawasi oleh dewan mushohih
sebagai penilai dan pengarah jalannya diskusi. Moderator acara adalah Ustadz
Ali Rabbani, M.Pd dan Ustadz Arif Tasyrikin, M.Ud. Sementara itu, dewan
mushohih terdiri dari dua kiai Yayasan Al-Kautsar 561, yaitu Dr. Ahmad Subki,
Lc., M.Sy dan Dr. Asep Arsyul Munir, Lc., M.A.
Forum ini menjadi ajang bagi para
santri untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, menyampaikan argumen ilmiah,
dan berdiskusi secara terbuka namun tetap santun. Topik transplantasi buatan
dipilih karena erat kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tantangan etika di era modern.
Munadzoroh Semi Akbar ini bukan
hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi santri untuk
terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia keilmuan. Dengan tetap menjaga
nilai-nilai syar’i, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi lembaga
pendidikan Islam lainnya dalam membentuk generasi muda yang cerdas, kritis, dan
berakhlak mulia.